besar mengalokasikan pita 900 MHz
untuk teknologi 4G seiring dengan
menurunnya layanan suara dan
meningkatnya layanan data di
Indonesia.
“Untuk itu perlu kekompakan antara
regulator dan operator kapan
teknologi 2G akan dimatikan.
Kenyataannya, meski menurun,
layanan suara masih diminati
masyarakat pengguna
telekomunikasi di Indonesia,” ujar
anggota Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI)
Nonot Harsono hari ini.
Menurut dia, ke depan kebutuhan
data mobile sangat besar sehingga
layanan 2G seharusnya segera
dihentikan digantikan oleh layanan
4G.
Nonot mengungkapkan dengan
tidak mengalokasikan pita frekuensi
baru untuk 4G, maka dipastikan
layananannya lebih murah,
sementara pendapatan operator
akan makin meningkat.
Dalam waktu dekat, Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI)
mengisyaratkan akan
mengalokasikan pita 2,5 GHz untuk
teknologi seluler Long Term
Evolution (LTE).
Nonot mengatakan pihaknya
mengadopsi alokasi di sebagian
besar negara di dunia yang
menempatkan LTE di pita tersebut.
“Tentunya penempatan LTE akan
diikuti dengan penataan frekuensi di
pita tersebut bersama seluruh
stakeholder, termasuk operator
satelit existing,” katanya.(bisnis-jabar.com)
0 komentar:
Posting Komentar