Fakta itu menarik perhatian publik
setelah seorang politisi Jerman
Malte Spitz menuntut provider
ponselnya, Deutsche Telekom,
untuk mengetahui informasi apa
saja yang telah mereka dapatkan
tentang dirinya.
Telegraph melansir, Minggu
(27/3/2011), sejak akhir Agustus
2009 hingga Februari 2010,
Deutsche Telekom merekam dan
menyimpan data garis koordinat
pelanggan hingga lebih dari 35
ribu kali.
"Kita semua berjalan dengan
sebuah label yang menampilkan
nomor teleopon kita, siapa saja
yang telah kita hubungi dan apa
yang kita lakukan terhadap ponsel
kita," ungkap ahli informasi grafik
Sarah E. Williams.
Menurut Electronic Frontier
Foundation (EFF), bentuk
pengawasan seperti ini semakin
banyak dilakukan. Salah satu
alasan operator mengumpulkan
data adalah untuk keperluan riset
pasar. Alasan lainnya, menurut
EFF, adalah untuk kepentingan
penegak hukum seperti CIA dan
FBI.
Pengawasan lewat ponsel
memang lebih mudah dilakukan
ketimbang melalui internet.
Pasalnya, pengguna ponsel tidak
bisa menggunakan alat untuk
memastikan ponsel mereka tidak
diawasi, seperti layanan 'do not
track' yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan seperti
Google dan Mozilla demi
mencegah situs-situs meng-install
cookies dalam komputer
pengguna secara otomatis.
Di Amerika Sendiri, tindakan
pengawasan oleh operator ini sulit
untuk dilacak karena mereka
dilarang membagi informasi yang
telah mereka dapatkan. Sumber: www.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar