1. Jangan terlalu melihat kualitas software dari sekedar harga.
Harga software khususnya di Indonesia tidak ada standarisasi. Kadang ada yang
versi tiruan, bajakan atau turunannya jauh lebih murah dari aslinya. Akan
tetapi bisa jadi kualitasnya sama. Atau, kadang ada yang mahal sekali, akan
tetapi memiliki fitur sederhana saja, biasanya pembelinya kurang kritis dalam
menilai fitur softwarenya. Mainnya percaya aja dengan yang mereferensikan atau
penjualnya.
Harga jadikan hanya sebagai tolak ukur kekuatan modal dan analisis kelayakan
bisnis. Imbang apa tidak dengan fitur, dukungan layanan (support), modal,
operasional dan ekspektasi keuntungan.
2. Cari yang paling memungkinkan dukungan supportnya
Kadang ada software yang training dan maintenance berat, ada yang
gampang/simple. Semakin kompleks dan besar sebuah software, biasanya supportnya
juga lumayan. Kecuali software kurang berkuwalitas, sudah softwarenya kurang
bagus, maintenance juga berat.
Nah, kemungkinan dukungan supportnya harus dipertimbangkan. Apakah di tengah
jalan nanti gampang atau sulit. Aspek gampang atau sulit ini bisa jadi juga
dipengaruhi dari jarak. Kalau bisa jangan terlalu jauh dengan kantor
softwarenya, agar jika terjadi apa-apa tidak terlalu kesulitan.
Jadi harus dicari titik optimal, software bagus tapi jarak jauh, atau
software apa adanya tapi dekat. Syukur-syukur ada software bagus, dan dekat
jaraknya.
Banyak aspek lainnya utk aspek ini, misalnya kesiapan implementator / IT,
trainer, jadwal, dedikasi, dan lain sebagainya.
3. Carilah developer yang tidak dilatarbelakangi dengan kepentingan server
(jualan stok)
Ada sebuah cerita salah satu pemain server yang transaksinya dah 5000-an
menurun sampai 2000-an gara-gara kekurangan stok dari supplier softwarenya
(h2h). Karena software tersebut ternyata tidak memberikan banyak pilihan bagi
dia untuk h2h selain dia. Carilah developer yang berdedikasi penuh untuk
mendukung kesuksesan bisnis Anda.
Kedua, kadang jika mitranya sukses (lebih sukses dari servernya pemilik
software), tim IT nya bisa saja mengintip supplier-supplier yang dipakai dan
harga-harga yang dipakai. Sehingga masuk kepada kepentingan jualan stoknya,
tidak murni pelayanan softwarenya.
Akhirnya pelayanan utk softwarenya menjadi tidak optimal. Dan imbasnya bisa
jadi adanya persaingan yang tidak sehat.
4. Harus cari yang asli, tiruan, atau bajakan?
Kalau saya menjawab, yang paling penting jangan bajakan. Bajakan adalah
sebuah situasi dimana seseorang yang menjual software yang bukan miliknya, dan
tidak menguasai isi software yang dijualnya.
Lain dengan tiruan. Tiruan adalah softwarenya mirip karena memang
pengembangannya tidak dari nol. Dia memodifikasi desain dan sistem yang sudah
ada dan dikembangakan sendiri. Di Indonesia, Anda jangan kaget jika banyak
software yang mirip-mirip, karena memang belum ada payung hukum yang kuat yang
bisa melindungi hak cipta. Sehingga muncul banyak versi dengan sistem dan
desain yang sama. Paling-paling beberapa bagian saja yang berbeda.
Nah, biasanya kalau tiruan ini kualitasnya tidak jauh berbeda dengan yang
asli. Artinya, jika developer yang mengembangkan tersebut memang skillnya
bagus. Bisa jadi akan lebih baik atau lebih jelek dari yang asli, tapi tidak
seberapa. Dan agak sulit membedakan, siapa yang ditiru dan siapa yang meniru..
:D
Jadi pilih mana antara asli, tiruan atau bajakan. Ya, kalau dari sisi
pembeli, saya menyarankan yang penting bukan bajakan saja. Untuk membeli yang
asli atau tiruan, silakan gunakan hati nurani saja...
5. Carilah jarak terdekat dengan developer aslinya
Terkadang penjualan software pulsa melalui banyak titik. Semakin banyak titik
tersebut akan semakin memungkinkan munculnya resiko. Misalnya, Anda punya
masalah dengan resellernya, bisa jadi akan mengimbas ke dukungan supportnya.
Karena Anda tidak tahu harus kemana komplennya.
Lain halnya jika Anda kenal atau titiknya dekat dengan developer, maka akan
semakin mudah menghubungi developernya jika menemui kesulitan.
Kalaupun sudah membeli melalui reseller, ada baiknya Anda bisa minta kontak
dengan developernya, sehingga Anda tidak terlalu tergantung dengan reseller
tersebut.
6. Terakhir, semakin kritis semakin bagus.
Seberapa bagus sebuah software, semua tergantung dari kekritisan pembeli.
Tidak ada software yang sempurna, semua memiliki kekurangan dan kelebihan.
Silakan dikritisi semaksimal mungkin.
Sumber : http://www.mail-archive.com/pulsa@yahoogroups.com/msg02654.html
Thanks Pak Seger Hasani u/ Tips nya,,,semoga bermanfaat bagi pembaca
0 komentar:
Posting Komentar